Senin, 07 Februari 2011

Belajar Motret

waktu ada acara GenFest dari Gen FM, gue dateng ke acara itu dan hunting photo disana, ya dengan lensa dan kemampuan seadanya inilah hasil yang bisa saya dapat, silahkan di lihat dan di comment :)

ada "Vierra"



ada gruvi :
 
Vidi Aldiano :


dan Afgan :




mohon masukan dan sarannya ya :)

Sabtu, 05 Februari 2011

Mengenal Lensa Untuk Belajar Photography

LENSA
Dalam dunia fotografi, terdapat berbagai macam lensa yang berbeda fungsinya.

Lensa Fixed (Lensa Prime)
Merupakan lensa yang wajib dimiliki oleh para fotografer. Lensa ini memiliki satu rentang fokal. Biasanya digunakan untuk mengambil gambar potret atau model. Jenis yang sering digunakan adalah: 50 mm, 85 mm, dan 135 mm.


Lensa Standard
Disebut juga lensa kit, yaitu lensa yang merupakan bawaan dari kamera. Rentang fokal lensa ini antara 16-85 mm.


Lensa Wide
Sesuai dengan namanya, lensa ini dapat menangkap gambar selebar mungkin. Lensa ini digunakan untuk mengambil gambar pemandangan (landscape) ataupun arsitektur.
Lensa wide yang paling sering digunakan adalah jenis fisheye. Seperti mata ikan, lensa ini dapat menangkap gambar yang berada di samping kiri dan kanan kamera.


Lensa Tele
Lensa tele ini digunakan untuk mengambil gambar yang jauh, agar menjadi tampak lebih dekat. Fotografer menggunakan lensa ini untuk memotret momen olahraga, satwa liar atau liputan yang mengharuskan fotografer berada pada  jarak yang jauh dari objek.
Bagi Anda yang baru belajar fotografi, dianjurkan menggunakan lensa tele yang telah dilengkapi fasilitas image stabilization. Fungsi image stabilization adalah untuk meredam getaran, karena lensa ini cukup berat bila digunakan oleh orang yang belum terbiasa menggunakannya.

Lensa Makro
Lensa ini digunakan untuk mengambil foto detail suatu benda (close-up fotografi) seperti  gambar hewan kecil dan detail bunga. Contohnya foto semut, laba-laba, putik bunga dan lain-lain.
Jenis lensa ini terbagi dua yaitu: lensa zoom makro dan lensa fixed makro. Hasil foto yang dihasilkan oleh lensa fixed makro lebih tajam daripada foto yang dihasilkan oleh lensa zoom makro.

Jumat, 04 Februari 2011

Mengenal Kamera Untuk Belajar Photography

Kamera
Sebelum memilih kamera yang akan digunakan untuk belajar memotret, sebaiknya ketahui dahulu jenis-jenis kamera beserta kelebihan-kelebihannya. Ada dua jenis kamera yang bisa digunakan, yaitu kamera DSLR dan kamera saku.

Ukuran
Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) ukurannya lebih besar daripada kamera saku. Sedangkan kamera saku ringan dan mudah dibawa ke mana-mana. Sesuai dengan namanya, kamera saku bisa dimasukkan ke dalam saku baju ataupun celana.

Kualitas
Apabila Anda menggunakan kamera DSLR, pemandangan yang Anda lihat akan sama dengan yang tertangkap kamera. Sedangkan jika menggunakan kamera saku, apa yang Anda lihat, belum tentu sama dengan yang tertangkap kamera.
Hal ini disebabkan ukuran sensor masing-masing kamera berbeda. Sensor pada kamera DSLR lebih besar daripada sensor pada kamera saku.
Selama ini orang menganggap semakin besar ukuran piksel pada kamera, semakin bagus hasil fotonya. Padahal yang menentukan bagus atau tidaknya hasil foto bukan piksel, melainkan sensornya.

Fungsi
Biasanya kamera DSLR digunakan oleh para fotografer profesional seperti jurnalis, fotografer wedding ataupun fotografer komersial lainnya. Tak jarang juga kamera DSLR digunakan oleh para peminat fotografi, untuk mempelajari cara memotret lebih dalam.
Adapun kamera saku lebih sering digunakan untuk mengabadikan foto ketika sedang berlibur, dengan alasan bentuknya yang simpel dan tidak banyak memakan tempat.

Harga
Dari segi harga, kamera DSLR lebih mahal daripada kamera saku. Hal ini tentu saja dikarenakan kamera DSLR memiliki fitur lebih banyak dibanding kamera saku.

Fitur
Fitur pada kamera saku biasanya sudah tersedia semua (all in), seperti night mode, built in flash, dan makro mode. Meskipun hasil fotonya tidak setara dengan kamera DSLR, tetapi kelengkapan fitur pada kamera saku sangat membantu untuk merekam segala suasana.
Pada kamera DSLR, fitur lebih lengkap daripada kamera saku, tetapi untuk mendapatkan hasil foto yang baik harus didukung oleh keahlian memotret dan alat pendukung lainnya, seperti flash.

Teknik Dasar Photography

Teknik Dasar Photography

Bagi Anda para pemula dalam mempelajari aneka teknik fotografi, tak ada salahnya Anda membaca beberapa efek-efek teknik pemotretan berikut ini;  

1. Efek foto hidup

Selama ini mungkin kita hanya berpikr bahwa kualitas foto yang baik hanya pada saat kita mengambil posisi yang tepat di tengah untuk objek yang kita ambil. Tahukah Anda yang dimaksud efek foto hidup? Foto akan dikatakan hidup bila di dalam foto tersebut terdapat unsur hidup. Misalnya di dalam foto Anda ada seekor kucing sedang berjalan di atas tangkai, di tengah jalan yang lurus ada seseorang sedang mengendarai sepeda motor. Atau di tengah padang pasir yang luas ada seseorang yang tengah berlari.
Menghadirkan efek hidup dalam foto Anda akan menambahkan rasa kenyamanan mata memandang. Nilai estetika yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Coba Anda bandingkan dua buah foto, yang satu memakai efek hidup dan yang satu tidak, akan sangat terasa beda kenyamanan mata orang yang memandangnya.
Terkadang memang cukup sulit menghadirkan efek hidup di dalam sebuah foto. Anda harus pandai-pandai mengabadikan sebuah momen. Misalnya saat kendaraan orang sedang melintas di depan Anda, Anda ingin mengambil setting sebuah gedung yang dilintasi seorang pengendara sepeda motor.
Maka Anda pun dituntut sigap mengabadikan momen tersebut. Tidak mungkin Anda meminta orang tersebut untuk berhenti dulu memintanya agar berfoto. Semua kesigapan itu dapat Anda dapatkan jika sering melatihnya, belajar photography dengan baik.   

2. Efek warna

Tahukah Anda semakin sedikit jumlah warna dalam foto yang Anda abadikan, akan semakin bagus kualitas foto tersebut. Hal ini membuktikan cara Anda telah fokus dalam mengambil gambar sebuah objek. Misalnya Anda mengambil objek pohonan hijau rimbun di sela-sela pepohonan lain dengan aneka warna daun. Jika Anda berhasil menghadirkan warna objek Anda didominasi oleh warna hijau sebagai objek sasaran Anda, artinya hasil foto Anda memiliki kualitas yang cukup baik.

3. Efek sepertiga

Untuk memperindah kualitas foto yang kita ambil, ada juga yang dikatakan efek sepertiga. Efek ini memposisikan objek pada daerah sepertiga dari keseluruhan ukuran foto. Posisi sepertiga yang sedemikian rupa pada sebuah foto akan memberikan kesan estetika yang lebih tinggi.

Selasa, 01 Februari 2011

Teknik Koreksi sudut pengambilan pada sesi potret di Studio

Teknik Koreksi Sudut Pengambilan pada sesi Potret di Studio

Bagian muka manusia dan semua mahluk hidup adalah berbeda antara sisi kiri dan sisi kanannya dengan patokan hidung sebagian garis batasnya.
Yang paling mudah dilihat adalah manusia, bahwa terdiri dari sisi maskulin dan feminin, baik pada pria maupun wanita.
Sebelum mengambil foto, pelajari lebih dahulu sisi wajah yang akan ditonjolkan dengan cara meminta model memalingkan mukanya ke kiri dan ke kanan.
Teknik Koreksi terdiri dari:
  1. Koreksi melalui Kamera (lensa)
  2. Koreksi melalui Subyek

A. Koreksi melalui kamera

Fungsinya adalah untuk memperindah bentuk tubuh model, contoh pada pemotretan studio, 1 badan:
  • Eye level, dimana posisi kamera berada di tengah-tengah ketinggian POI dalam frame (berpatokan pada pinggul). Foto yang akan dihasilkan adalah ketinggian POI mendekati normal.
  • Low angle, dimana posisi kamera berada di bawah ketinggian POI, foto yang dihasilkan akan membuat POI seolah semakin tinggi, koreksi ini baik untuk POI yang berpostur pendek.
  • Hi-angle, dimana posisi kamera berada di atas garis batas pinggul. Foto yang dihasilkan akan membuat seolah POI semakin pendek.
Untuk menghindari distorsi perspektif akibat sudut pengambilan low dan hi-angle, sebaiknya digunakan lensa yang minimal 2 x panjang frame film, jadi apabila sisi panjang frame film adalah 35mm (perbandingan panjang dan lebarnya sama dengan frame pada sudut bidik), maka lensa yang baik adalah 70 – 85mm. Lensa ini memperkecil distorsi perspektif.
B. Koreksi melalui subyek (POI)
Selain melalui kamera (lensa), koreksi sudut pengambilan juga bisa langsung kepada subyeknya, tapi peranan penting disini adalah filter dan cahaya.
Sebagai contoh pada pengambilan foto CU dan MCU
  • POI bermuka bulat, berahang lebar atau berbadan gemuk. Gunakan short light dimana sisi muka/bagian badan yang menghadap ke kamera lebih gelap. Posisikan kamera di atas muka POI
  • POI bermuka tirus atau berbadan kurus. Gunakan broad light, dimana sisi muka/bagian badan yang menghadap kamera mendapatkan cahaya yang lebih banyak. Posisi kamera eye level POI
  • POI berkeriput, gunakan filter soft.

Teori Dasar Komposisi

KOMPOSISI

Terdiri dari:
1. Komposisi Letak
2. Komposisi Warna

Komposisi Letak

Komposisi konvesional adalah obyek diletakan di tengah, baik untuk pengambilan vertikal maupun horizontal.

Kemudian muncul the third rule yang bermula dari dasar teknik melukis, dimana dalam suatu bidang dibagi atas 3 bagian horizontal dan vertikal.

The rule of third, dimasukan dalam kategori breaking the rule oleh fotografer konservatif, karena sering kali tidak ada penyeimbang di sisi yang berlawanan sehingga berkesan tidak seimbang.

The third rule mulai digemari hingga sekarang sebagai salah satu jenis rule of photography dimana awalnya, masih mengikuti hukum gravitasi dan hukum sudut pandang.

Pada perkembangannya, hukum gravitasi dan sudut pandangpun dilanggar dan malah menghasilkan foto yang unik.

Dengan adanya the third rule bukan berarti hukum-hukum konservatif sudah punah, tapi cuma dianggap tidak lagi eyecatched.

Pedoman dalam membuat konsep komposisi letak tidak ada, yang penting adalah jiwa saat membidik sudah menyatu dengan apa yang kita lihat.

Komposisi Warna

Semua orang suka dengan foto yang semarak dengan warna, namun foto yang selalu dikenang adalah foto yang menampilkan warna sesedikit mungkin.

Perpaduan warna yang menarik bukan cuma antara warna kontras dan warna pastel atau perpaduan dari kedua jenis warna tersebut.

Contoh warna yang menarik sebenarnya dapat kita ambil contoh dari keadaan sekeliling kita, contoh:
  • White or yellow on black (dan sebaliknya) keadaan gelapnya malam dengan terangnya siang atau terangnya lampu.
  • Green on brown (dan sebaliknya) rumput dengan kayu (batang pohon) atau rumput kering.
  • Blue on white (dan sebaliknya) langit dengan awan atau pasir dengan laut.
  • Grey on blue (dan sebaliknya) langit dengan awan mendung
  • Orange on black (dan sebaliknya) terangnya matahari sore dengan gelapnya silhouette

Semoga berguna.

Selasa, 25 Januari 2011

Pengenalan Dasar Pencahayaan

Cahaya dalam fotografi adalah unsur yang paling penting dan utama untuk menciptakan sebuah gambar, image atau foto.

Fotografi sendiri berarti: menggambar dengan cahaya

Tanpa adanya cahaya kita bagai berada di ruang yang gelap gulita tanpa dapat melihat apapun juga.

Kita dapat melihat obyek, memfokuskan lensa kamera dan menekan rana merekam gambar kedalam film semata-mata karena adanya cahaya.

Cahaya memberikan informasi tentang struktur bentuk object yang akan difoto.

Apa yang kita lihat pada benda adalah akibat dari pantulan cahaya ke benda tersebut yang kita tangkap dengan mata.

Pencahayaan yang diatur dengan baik akan mampu memperlihatkan hasil yang berbentuk dua dimensi (foto) menjadi seakan tiga dimensi.

Cahaya dapat menambahkan mood atau rasa dalam sebuah karya foto sebagai contoh dalam semua film horor atau thriller..mahluk yang menyeramkan selalu diberi penyinaran dari bawah..sehingga penonton me 'rasa' seram.

Kemampuan seorang fotografer dalam mengatur dan menghitung pencahayaan akan menentukan kualitas gambar yang dihasilkan.

SIFAT DASAR CAHAYA

1. Cahaya dapat menembus

  • Cahaya dapat menembus bahan-bahan yang tidak padat seperti kain, kertas kalkir dan kaca sehingga kualitas kerasnya cahaya dapat dibuat lunak atau soft.

2. Cahaya dapat difokuskan
  • Cahaya dapat kita salurkan kearah mana kita kehendaki, dia dapat dikumpulkan dan difokuskan agar kuantitasnya lebih besar lagi. Sebagai contoh adalah sinar Matahari yang difokuskan oleh surya kanta atau kaca pembesar.

3. Cahaya dapat dipantulkan
  • Cahaya itu dapat pula kita belokan atau kita pantulkan dengan benda yang mempunya daya pantul yang tinggi seperti cermin, styrofoam, kertas perak dll yang lazim kita sebut dengan reflektor untuk menyinari bagian-bagian yang gelap.

4. Cahaya mempunyai warna
  • Semua sumber cahaya mempunyai warna atau umumnya kita sebut dengan suhu warna dalam hitungan derajat Kelvin dan dapat diukur dengan Kelvin Meter / Color Meter.

Walaupun tidak secara fisik memberikan efek yang sama dengan suhu panasnya api atau dinginnya es, secara psikologi warna dapat juga dikelompokan seperti contoh warna yang hangat (merah & kuning) dan dingin (biru & hijau).

Cahaya dari sang Suryapun mempunyai warna yang berbeda disepanjang hari

Pada pagi dan sore hari akan memberikan warm tone color atau warna yang hangat kekuning kuningan, maka dari itu pemotretan model di outdoor dianjurkan pada saat seperti ini.

Derajat Kelvin rata-rata pada siang hari adalah 5500K
  • Lilin 1800K
  • Bohlam 100watt 2850K
  • Bohlam 500watt 3200K
  • Fotoflood 3400K
  • Flash 5500- 5700K
  • Langit biru 10000-12000K

Mata manusia kurang peka akan perubahan warna cahaya tetapi film sangatlah peka oleh sebab itu film dibagi menjadi 2 macam atau jenis yaitu :

1. Film untuk Daylight
2. Film Type A dan Type B untuk Tungsten

Apabila pemakaian film tidak sesuai dengan peruntukannya, sebagai contoh film Type A untuk pemotretan dengan tungsten maka dibutuhkan filter koreksi untuk menormalkan kembali warna yang terekam.

STUDIO FOTO

Pada umumnya studio terbagi dalam beberapa jenis menurut kegunaan dan kategorinya.

Jenis foto studio yang paling banyak dimiliki oleh fotografer profesional adalah jenis studio untuk memotret benda atau dikenal sebagai still-life foto studio dan untuk memotret manusia atau kerennya disebut portrait studio.

Jenis studio lainnya yang khusus dibuat menurut subjek yang difotonya adalah studio untuk memotret mobil, food fotografi, fashion fotografi yang lebih luas ukurannya dari portrait fotografi dll.

Fungsi utama dari studio adalah untuk memberikan kemudahan dalam pengaturan cahaya serta subjek.

Satu-satunya cara adalah memisahkan subject kedalam ruang dengan penggunaan cahaya yang dapat dikontrol sesuai dengan kemauan kita

Hal ini adalah kebalikan dari pada apabila kita melakukan pemotretan diluar ruang dengan mengandalkan cahaya dan apa yang telah disediakan oleh Tuhan YME, kita tidak dapat mengontrol sang Matahari dan mengatur atau merubah keadaan alam sekitar sesuai dengan kehendak kita, melainkan kita harus melakukan kompromi dan menyesuaikan keinginan dengan keadaan

Tetapi ada juga yang disebut daylight studio atau studio yang menggunakan Matahari sebagai sumber pencahayaannya.

Walaupun kita tetap harus berkompromi dengan keadaan cahaya yang disediakan sang surya, kita masih tetap dapat melakukan pengontrolan terhadap cahaya dengan menggunakan reflektor dan penyaring sinar yang masuk dengan tetap menyediakan kemudahan dalam mengontrolan subjek yang hendak kita foto

SUMBER PENCAHAYAAN DALAM STUDIO

Sumber pencahayaan Studio ada 3 macam

1. Sinar Matahari yang masuk melalui jendela atau lazim disebut Window Lighting
  • Cahaya Matahari ini sebaiknya tidak langsung mengenai objek karena akan susah sekali mengontrol kontrasnya
2. Lampu Tungsten atau Fotoflood
  • Lampu tipe ini biasanya kita sebut dengan Continous Lighting atau cahaya yang bersinar secara terus-menerus. Keuntungannya akan lebih mudah pengaturannnya, apa yang kita lihat itu yang terekam kedalam film. Kerugiannya adalah : silau, panas dan berkecepatan lambat
3. Flash
  • Berbagai macam jenis flash banyak ditawarkan pasaran saat ini dari yang paling sederhana seperti elektronik flash (Canon speedlight, SB Nikon ,Metz, Nissin dll) hingga yang canggih seperti Broncolor, Visatec, Bowens, Hensel, Proflash, Electra, Multiblitz, Elinchrom dll

Bentuknya Flash juga beraneka ragam..
a. Camera Flash
  • Built-in flash, Flash yang ditaruh diatas kamera pada hotshoe dan/atau pada bracket seperti Metz CT 45,CT60 dll yang dihubungkan dengan kabel syncro ke terminal x sync kamera
b. Monoflash atau dikenal juga dengan Monoblok / Monolight
  • Jenis lampu ini adalah jenis yang paling sering digunakan dimana instrumen pengaturannya berada dalam satu body dan pemakaiannya tinggal dicolok ke stop kontak, biasanya lampu jenis ini dilengkapi dengan built in slave yaitu mata yang menangkap sinar flash dari lampu lain sehingga menyalakan flashnya

c. Flashhead dengan Powerpack / Generator
  • Alternative lain dari monoblok adalah Powerpack.

Lampu jenis ini terdiri dari dua bagian yaitu :
a. Flash Head sebagai sumber cahaya
b. Powerpack / Generator sebagai sumber daya
Flashhead hanya sebagai sumber cahaya sedangkan sumber daya terletak terpisah dan dihubungkan oleh kabel.

Karena itu bentuknya lebih kecil dari monoblok menjadikan lampu jenis ini lebih fleksibel serta mudah dalam pengaturan karena instrumen pengaturannya tidak terletak pada flashhead melainkan pada sumber dayanya yang dapat diletakan didekat fotografer
Satu Powerpack dapat menyediakan daya untuk dua hingga empat flash head, tergantung pada jenisnya dan besarnya daya yang dimiliki yaitu Joule atau Watt per-Second (WS)

Monoblok dan Flashhead ini mempunyai kelebihan dibandingkan saudara kecilnya Elektronik flash yaitu memiliki apa yang disebut dengan modelling light atau lampu penuntun yang fungsinya menuntun kita untuk dapat mengatur arah lampu dengan sebaik-baiknya.

Flash Jenis lainnya adalah :
d. Light Brush
  • Powerpack dengan ujung yang dapat diganti-ganti sehingga menghasilkan cahaya yang kecil dan digunakannya seperti kita menggunakan alat cat airbrush
e. Ringflash
  • Ditaruh seperti filterdidepan lensa efeknya bila diatur sedemikian rupa dapat memberi bayangan tipis disekeliling obyek. Biasanya flash ini dipakai untuk pemotretan mikro fotografi
f. Linear Flashtube
  • Flashtube yang berbentuk macam neon...panjang sering digunakan untuk mencahayai background

PENCAHAYAAN DI STUDIO

Standard pencahayaan dalam studio yang umum dipakai saat ini adalah elektronik flash menggantikan lampu continuous atau tungsten lighting

Keuntungan yang didapat dari Elektronik Flash adalah :

  1. Dingin tidak mengeluarkan panas dan cahaya silau secara terus menerus yang mengganggu
  2. Kecepatan Tinggi sekitar 1/100 hingga 1/500 second sehingga dapat membekukan gerak
  3. Karena suhu warna flash yang berkisar antara 5500K s/d 5700K maka sesuai dengan suhu warna Film Daylight yaitu 5500K

Hal diatas menggantikan kerugian Lampu Tungsten yang antara lain:

  1. Panas dan silau
  2. Slow atau harus menggunakan kecepatan yang lebih lambat untuk mendapatkan diafragma yang ideal atau DOF yang diinginkan
  3. Kebanyakan lampu ini mempunyai suhu sekitar 3200K-3400K dan untuk mendapatkan hasil warna yang normal dapat digunakan Type B Tungsten Film atau Type A film yang sedikit diatas suhu warna tungsten yaitu 3400K atau menggunakan filter koreksi didepan lensa atau sumber cahaya Tungsten itu sendiri

Keuntungan lain dari pada Elektronik Flash adalah karena bentuknya yang mungil serta suhu yang dingin tidak panas maka dapat dimasukan kedalam softbox atau aksesori tambahan lainnya yang beraneka ragam.

Tetapi lampu tungsten juga memiliki kelebihan khusus dibandingkan dengan Elektronik Flash, kelebihan lain itu adalah :

  1. Lampu Tungsten dapat merekam Motion Bur atau merekam gambar gerak yang blur atau istilah kerennya Streak Photography yang dapat digabungkan dengan flash untuk mendapatkan gambar yang tajam diakhir blur akibat gerakan tersebut.
  2. Mengumpulkan Quantitas jumlah cahaya yang ideal untuk mendapatkan DOF yang ideal pada pemotretan tertentu seperti Industrial Fotografi, dengan Tungsten kita dapat merekam ruang tajam gambar sesuai dengan diafragma yang kita butuhkan dengan cara mengatur atau menyesuaikan kecepatan rana.
Elektronik Flash dapat melakukan hal yang sama dengan cara Multiple Flashes atau dengan melepaskan Flash secara berulang kali dengan catatan

  • 1 x flash = normal eksposure contoh f/number 4
  • 2 x flashes = +1 stop f/5.6
  • 3 x flashes = +1½ stop f/6.7
  • 4 x flashes = +2 stop f/8
  • 6 x flashes = +2½ stop f/9.6
  • 8 x flashes = +3 stop f/11
  • 10x flashes = +31/3 stop f/12.5
  • 12x flashes = +3½ stop f/13.2
  • 14x flashes = +32/3 stop f/14.2
  • 16x flashes = +4 stop f/16
tetapi tetap saja akan mudah bila menggunakan Tungsten, tinggal menggunakan fasilitas AV, mengatur diafragma yang diinginkan dan speed akan otomatis menyesuaikan

Menentukan besarnya kekuatan Studio Flash (kecuali kamera flash) tidak dengan GN atau Guide Numbernya melainkan dengan Elektrikal Inputnya yaitu dengan Joule atau Watt per-Second (WS).

Maksudnya adalah kekuatan energi mentah yang dapat ditampung dalam unit, tergantung pada besarnya kapasitor dan voltase yang akhirnya akan dilepaskan menjadi energi cahaya dengan catatan tidak semuanya dapat dilepaskan menjadi cahaya karena adanya variable flashtube dan juga kebocoran.

Hal ini juga ada sangkut pautnya dengan aksesori yang dapat ditambahkan pada sumber cahaya ini seperti Softbox, Reflektor dan Payung Pantul

MENGUKUR PENCAHAYAAN STUDIO FLASH

Alat untuk mengukur kekuatan sinar atau menetukan bukaan diafragma yang dikeluarkan oleh lampu studio dengan berbagai macam aksesorinya hanya ada tiga macam yaitu dengan :

1. Flash Meter yaitu alat untuk mengukur diafragma yang dibutuhkan atau EV (Eksposure Value) dari Flash.

Ada 2 (dua) cara dalam membaca atau mengukur pencahayaan flash yaitu :

a. Incident Light Reading
Mengukur besarnya cahaya yang jatuh pada subjek dengan menggunakan kubah putih kecil yang terdapat pada flash meter dengan cara mengarahkannya kekamera dibagian yang ingin diukur

b. Reflected Light Reading
Mengukur besarnya cahaya yang direfleksikan oleh bagian tertentu pada subjek.
Alatnya bernama spot meter cara kerjanya hampir sama dengan lightmeter yang berada alam kamera hanya saja alat pada kamera tidak dapat mengukur kilatan cahaya.

2. Polaroid Film
Merupakan alat pengukur yang paling akurat dibandingkan Flash Meter tetapi masih menggunakan metode lama yaitu trial and error, semakin lama jam terbang seorang fotografer studio dia akan semakin dapat mengira eksposure yang pas dan semakin akrab sang fotografer dengan peralatan lightingnya semakin mudah dalam mengukur pencahayaan dengan tepat.

3. Dengan adanya kemajuan tehnologi digital, maka kamera digital pun bisa menjadi cara yang akurat untuk membaca pencahayaan flash, sama halnya seperti film Polaroid.

Berdasarkan sifat dasar cahaya, sumber cahaya studio seperti sinar Mentari, tungsten dan flash dapat kita

1. Lembutkan atau disaring agar sumber cahaya menjadi lebih lembut dan lebih melebar

Contohnya adalah SoftBox dengan ciri-ciri terbuat dari semacam kain campuran plastik dengan warna perak bagian dalamnya berfungsi untuk memantulkan/mengumpulkan cahaya dan hitam dibagian luarnya dan terdapat lapisan transparan didepannya yang berfungsi untuk melunakan cahaya yang keluar. Rangkanya terbuat dari aluminium dan mudah dibongkar pasang dalam waktu singkat

Jenis-jenis Soft Box menurut bentuknya:
a. Striplight dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar berkisar antara 3 :15 dengan fungsi untuk memperoleh refleksi garis yang sempit tetapi memanjang pada pemotretan benda-benda yang mengkilat
b. Persegi panjang / rectangle lite
c. Bujur sangkar
d. Oktalite persegi delapan

2. Konsentrasikan atau diarahkan agar sumber cahaya dapat bertambah intensitas, kontras, mudah diarahkan dan tajam
Contohnya antara lain
a. Standard reflektor yang berbentuk semacam panci dengan dasar yang bolong dan biasanya adalah perlengkapan standard studio flash
b. Barndoor yang berfungsi untuk menyekat / menghalangi arah cahaya lampu agar tidak jatuh kebidang yang tidak diinginkan, bentuknya lembaran hitam dipasang fleksibel seperti daun pintu kandang (barndoor) di kiri dan kanan atau juga atas dan bawah standard reflektor
c. Cone / Snot

3. Pantulkan keberbagai bidang yang memantul, ini adalah alternatif lain untuk mendapatkan cahaya yang lebih besar dan lebih lembut tetapi dengan intensitas kekuatan yang lebih kecil dibandingkan dengan disaring
Contohnya adalah :
a. Styrofoam
b. Langit-langit / plafon rumah
c. Payung pantul dengan bermacam-macam warna dasar (emas, perak dan putih)
d. Bahan yang dibuat khusus untuk reflektor seperti Photoflex Lite Disc dll

Untuk menambahkan dan mengurangi Intensitas atau kekuatan cahaya ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan, yaitu :

  1. Menaikan atau menurunkan kekuatan atau output power dari sumber cahaya
  2. Menggeser, mendekatkan atau menjauhkan sumber cahaya dengan obyek
  3. Menambahkan lensa pada sumber cahaya untuk memfokuskan kekuatan cahaya (optical snoot) atau filter/gel ND (netral Density) peredam sinar didepan sumber cahaya

Hal dibawah ini akan mempengaruhi bukaan diafragma dan kontras cahaya

  1. Semakin besar luas sumber cahaya terhadap obyek maka semakin rendah kontras cahaya yang dihasilkan, bayangan akan menjadi lembut.
  2. Semakin dekat sumber cahaya ke obyek semakin besar kontras permukaan obyek yang terdekat dengan yang terjauh dari sumber cahaya dan semakin jauh jarak sumber cahaya ke obyek semakin rendah kontras perbedaan obyek yang tercahayai khususnya pada obyek yang mempunyai kedalaman dimensi

Kesimpulannya:
Membuat Studio bagi pemula tidaklah membutuhkan biaya yang mahal..

Kita dapat membuat studio dengan modal yang udah ada seperti ruangan
yang mempunyai jendela dirumah ditambah alat untuk memantulkan  cahaya dan BG (background) yang bisa dari kain atau sprei...

Atau dengan bohlam lampu 250 watt dengan kombinasi penutup, pengarah atau pemantul sinar seperti diatas.
 

Atau dengan elektronik flash yang dipantulkan keatas atau tembok samping maupun belakang dengan catatan tembok harus berwarna putih dan memperhitungkan GN flashnya